Postingan

Mutiara Ayah Bunda

Gambar
Alhamdulillah, betapa bersyukurnya ayah bunda diberikan oleh Allah dua mutiara cantik. Nak sulung dan nak bungsu yang terlahir dari rahim bunda. Kehadiran mereka membuat kami bahagia. Selisih usia mereka hampir enam tahun. Masing-masing mempunyai sifat yang berbeda, tetapi insya Allah sholihah semua. Aamiin.  Ayah bunda juga mempunyai satu anak laki-laki (anak tengah) yang insya Allah sholih. Aamiin. Ketika masih dalam kandungan dan di-USG, dokter mengatakan bahwa janin yang ada di perut bunda berjenis kelamin laki-laki. Masya Allah..senangnya ayah bunda bakal memiliki sepasang anak. Oh ya, yang memberi nama depan anak laki-laki ayah bunda adalah kakak perempuannya. Kakak yang sangat menyayangi adik-adiknya.  Sebagai orangtua, mendidik anak-anak itu ibarat main layangan. Ditarik dan diulur. Ada kalanya mereka diberi kebebasan untuk mengekspresikan perasaan dan keinginannya. Namun ada batasan yang mesti mereka ketahui dan digunakan sebagai rem dalam melakukan sesuatu.

Obat Rindu dari Kekasih Hati

Gambar
  Pngtree Ramadhan di sore hari.  Bun sedang memasak lauk dan sayur untuk hidangan berbuka.  Bahagia tentunya jika saat berbuka tiba.  Momen kumpul keluarga kecil kami.  Namun ada rindu yang dititipkan di hati ini.  Rindu pada anak bunda yang berjuang menimba ilmu agama di pondok pesantren di Jawa Tengah.   Nak sholih baru bisa pulang di bulan April nanti.  Bun memasak sambil tersenyum haru.  Membayangkan jika nak sholih ada di sini, makan dengan lahap karena ada lauk kesukaannya. Diselingi obrolan hangat dan canda tawa dengan adik, kakak, dan ayah bundanya.  Ah..nanti juga ada masanya kumpul lengkap lagi insya Allah..( bun menata hati sebelum mata mrebes mili ). Tetiba HP bun berbunyi.  Masya Allah..bun gembira sekali, ternyata yang lagi bunda kangenin nelefon.. Abang: "Assalamualaikum bun"  Bunda: "Wa'alaikumussalaam warahmatullah.  Gimana kabarnya nak?"  Abang: "Alhamdulillah sehat bun.  Bunda, ayah, dan kakak gimana kabarnya?" Bunda: "Alhamdul

Semangat Belanja Tanpa Batal Puasa

Gambar
5 Ramadhan 1444 H Ba'da subuh HP berdering.  Rupanya ada telefon masuk dari tante saya,  adiknya mama (rahimahallah). Tante Yani: "Deas, kita ke Tanah Abang yuk jam 09.00.  Tante juga sudah calling tante Ade (tante saya yang satu lagi).  Azka diajak.  Kita janjian di tempat biasa ya."  Saya: "Memang tante ngga apa-apa kalau ke Tanah Abang? capek ngga kakinya? trus kan lagi puasa gini loh tan." (ada rasa kuatir terhadap tante karena beliau sudah berusia lanjut). Tante: "Insya Allah ngga apa-apa. Santai aja kita jalannya." Saya: "Oke deh.  Fii amanillah ya tante." Selesai telefonan saya melanjutkan rutinitas di pagi hari.  Tilawah, ngejemur pakaian, dan ngobrol ringan dengan suami.  Lewat jam 07.00 sempat tiduran sebentar di kamar, tetapi tidak pulas karena kuatir kebablasan.  Kan mau belanja ke Tanah Abang.  Wkwkwk..semangat banget yak.  Namanya juga ibu-ibu, kalau urusan belanja demen dah, yang penting suami ngasih ijin dan ngasih uang tentun

Jangan Tidur Sehabis Subuh

Gambar
  4 Ramadhan 1444 H Waktu subuh adalah waktu yang diberkahi bagi umat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.  Bagi sebagian orang, biasanya selesai menunaikan sholat subuh mata ngantuk kembali.  Ingin melanjutkan perjalanan ke pulau kapuk..alias tidur lagi.  Hehee.  Namun umat muslim dilarang untuk tidur sehabis subuh.  Kalaupun masih mengantuk..tunggulah sampai matahari terbit dulu. Mengapa dilarang tidur sehabis subuh? berikut alasannya: 1.  Tidak sesuai dengan Al quran dan sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. 2.  Bukan termasuk akhlak dan kebiasaan para salafussholih (generasi terbaik umat ini), bahkan termasuk perbuatan yang dibenci. 3.  Tidak mendapatkan barokah di dalam waktu dan amalannya. 4.  Menyebabkan malas dan tidak bersemangat di sisa harinya. 5.  Menghambat datangnya rizki. 6.  Menyebabkan berbagai penyakit badan, diantaranya adalah melemahkan syahwat. sumber: www.rumaysho.com Lalu bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut? tentu sebagai umat Rasulul

Bukan Pemburu Ta'jil

Gambar
  Bismillah.  Ramadhan adalah bulan penuh berkah.  Bulan dimana umat muslim berlomba-lomba untuk bersedekah.  Salah satunya adalah menyediakan makanan berbuka untuk jama'ah masjid.  Memberi makan orang yang berpuasa sungguh besar pahalanya, meski hanya segelas air.  "Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga." (HR. Tirmidzi) Tidak terkecuali ibu-ibu di komplek rumah kami.  Setiap tahun menyusun jadwal penyedia ta'jil.  Ta'jil dikenal oleh sebagian masyarakat sebagai makanan atau minuman pada saat berbuka puasa.  Bentuknya bisa kurma, kue basah, lontong, gorengan, air minum, es buah, dan lain sebagainya.   Warga komplek, warga sekitar ataupun pendatang bisa menikmati ta'jil yang disediakan di masjid.  Jumlahnya sekitar 35 sampai 50 porsi per hari.  Ta'jil biasanya dinikmati oleh anak-anak maupun bapak-bapak yang menjadi jama'ah

Menu Wajib Keluarga Kami: Sambal Merah

Gambar
Menu Wajib Keluarga Kami: Sambal Merah.   Sholat tarawih dan witir di malam ke-2 alhamdulillah sudah terlaksana.  Bunda ingin tidur lebih awal agar tubuh yang lelah bisa diistirahatkan.  Berharap bangun lebih pagi karena ingin masak lauk untuk sahur. Bun segera masuk kamar.  Sebelumnya sudah ijin ke Ayah (yang sedang main PS).  Bunda merebahkan diri di kasur.  Sudah 15 menit di kamar dengan posisi tidur yang bergonta-ganti.  Miring ke kanan, miring ke kiri, tetapi mata tak juga terpejam.  Bunda gelisah karena belum ada persiapan lauk sama sekali buat sahur esok pagi.  Duuh..naluri emak-emak mulai muncul nih. Wkwkwk.  Ikan belum digoreng, sambal belum diulek.  Sayuran juga masih utuh belum sempat disiangi.  Anak-anak sudah tidur lebih dulu.  Mereka lelah setelah mengerjakan tugas yang lain seharian ini.  Pikiran bunda bimbang tak menentu.  Bun kuatir tidak keburu menyiapkan santap sahur jika dikerjakan besok pagi.  Akhirnya bunda turun dari ranjang. Hihiii.  Dalam waktu hampir satu jam.

1 Ramadhan 1444 H

Gambar
1 Ramadhan 1444 H.  Teeet..teeet..teeet.  Alarm berbunyi. Waktu menunjukkan pukul 03.00.  Ayah bunda terbangun atas izin Allah.  Alhamdulillah.. Setelah berdoa, bun langsung bergegas ke dapur.  Sebelumnya sempat melihat sejenak ke kamar anak gadis.  Hmm..masih pada tidur.  Bun bergerak cepat menyiapkan makanan untuk sahur keluarga.  Bikin lauk ikan teri basah yang ditepungin dan ditumis pakai cabe bawang saos dan sedikit kecap.  Tak lupa menggoreng tempe dan membuat sayur sop.  Ayah ikutan sibuk di dapur.  Beliau bikin susu kurma untuk kami.  Biar lebih bertenaga puasanya kata Ayah.  Asiiik .  Pukul 04.00 masakan ready .  Anak-anak dibangunkan.  Mereka cuci muka dan siap santap sahur.  Nak gadis sulung langsung ambil nasi dan makan.  Adiknya masih duduk dan terdiam.  "Ayo makan de' " ajak bunda.  "Aku masih kenyang bun" sahut si dede.  "Makanlah nak, meskipun hanya beberapa suap.  Biar kita dapat keberkahan dan insya Allah lebih kuat puasanya" sambung