Menulis Buku Nonfiksi. Sulit Ngga Ya?

Rabu, 8 Februari 2023.  Mengawali pagi dengan ucapan syukur alhamdulillah.  Masih terbangun dalam keadaan sehat.  Bisa sarapan bareng keluarga.  Hidangan boleh sederhana, tetapi nikmatnya luar biasa.  Nasi hangat dengan telur dadar pedas, ditambah teh hijau penghangat jiwa.  Masya Allah.. Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan?

Hari ini Azka (anak sulungku) berangkat kuliah lebih pagi.  Ada tugas makalah yang mau dilanjutkan bersama temannya.  Sekaligus ada praktik masak di kampusnya.  Ia menyiapkan berbagai peralatan dan bahan masakan.  Setelah beres langsung pamitan sama bundanya.  "Doain Azka ya bun" pintanya.  "Iya nak..semangat ya! Moga Allah mudahkan dalam menuntut ilmu" jawabku.  "Aamiin. Makasih bunda" sambung Azka.

Aku tersenyum sambil bergumam lirih "Sungguh cepat waktu berlalu.  Perasaan baru kemarin Azka masuk sekolah TK.  Sekarang sudah jadi mahasiswi semester empat jurusan gizi di Poltekkes Kemenkes Dua Jakarta.  Kuliah di Poltekkes banyak banget tugasnya.  Sehat-sehat ya anakku, mudah-mudahan berkah ilmu dan berkah rizki selalu.  Aamiin"

***

Malam ini adalah pertemuan ke-14 KBMN gelombang 28.  Beberapa hari lalu,  kami para peserta pelatihan mendapatkan materi tentang menulis cerita fiksi.  Nah, kali ini materi yang akan kami peroleh adalah tentang Konsep Buku Nonfiksi.  Hmm..kalau ceritaku di atas..itu termasuk yang mana ya? fiksi atau nonfiksi?  atau bukan dua-duanya? hahahaa.  

Bicara tentang tulisan..aku pernah bergabung dengan grup antologi artikel pendidikan.  Aku membuat sebuah artikel tentang kurikulum prototype.  Bersumber dari sebuah channel youtube yang aku simak.  Aku menemui kesulitan saat menulisnya.  Memulai sesuatu yang belum pernah dilakukan memang tidak mudah.  Apalagi jika belum tau ilmunya.

Yuk ah nyimak materi malam ini.  Insya Allah nanti jadi lebih paham..


Sebelum materi dimulai, ada kalimat motivasi yang diberikan Om Jay: 

"Alhamdulillah kita sudah memasuki pertemuan ke-14 dari 30 kali pertemuan yang kita rencanakan. Satu per satu berguguran ketika membuat resume, tapi yakinlah gurgur satu akan tumbuh seribu. Buat yang ketinggalan tetap semangat, masih ada waktu untuk menyusul. Tetap semangat dan jaga sampai di akhir kegiatan kelas belajar menulis nusantara KBMN PGRI."

"Malam ini kita akan bersama dua orang wanita cantik. Beliau ibu Musiin sebagai narasumber dan ibu Yandri Novita Sari sebagai moderator. Mari kita siapkan diri untuk mendapatkan ilmu baru dari pakarnya. Selamat belajar bersama."

Baik Om Jay..terima kasih untuk mood booster nya.

Kemudian bu Yandri membuka pertemuan dengan menyapa peserta dan mengatakan:

Energi positif saling belajar dan antusias dari peserta KBMN 28 sangat luar biasa. Tentunya akan banyak terbit karya buku solo yang tak kalah hebatnya.

Kepintaran dalam mengemas isi buku tentu menjadi poin penting,  bertujuan agar buku yang dihasilkan menjadi bermakna di setiap lembarannya. 

Jika kita berbicara tentang buku,  maka penulis harus mengetahui bagaimana konsep buku yang akan ditulis. 

Selain memiliki tujuan dan manfaat,  konsep buku juga menjadi strong why penulis agar karya buku yang sedang digarap bisa tuntas baik berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi.

Jadi bagi seorang penulis mengetahui konsep buku sangat penting karna berkaitan dengan pola yang akan memudahkan proses penulisan buku Bapak Ibuk. Hal ini juga agar Bapak Ibuk terhindar dari kemandekan ide atau bahasa kerennya terhindar dari virus writer's block .

Nah..  Bapak Ibu pada pertemuan malam ini kita akan mengupas materi tentang Konsep Buku Nonfiksi bersama Ibu Musiin, M.Pd.

Wah mantap..bakal dapat ilmu baru lagi nih..

Bu Yandri melanjutkan dengan mengenalkan profil narasumber kami:

Bu Musiin atau akrab dipanggil Bu Iin merupakan guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri kelahiran Kota Tahu Takwa Kediri. 

Bu Iin juga merupakan peserta KBMN gelombang 8 yang berhasil duet dengan Prof. Eko Indrajit, karya buku mayor beliau berjudul Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi.

Selain menjadi penulis, beliau juga Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya. 

Kemudian juga tidak kalah hebatnya,  alumni IKIP Negeri Malang ini juga berhasil menempuh Short Course di SEAMEO RELC di Singapura pada tahun 2015.  Woow..  Narasumber multitalenta.  Karya tulis beliau juga banyak.  Masya Allah..keren bu IIn..


Tak lama kemudian bu Iin muncul.  Beliau mengajak kami untuk mengisi polling.  Polling tersebut memuat pertanyaan apakah para peserta sudah berhasil menerbitkan buku non fiksi atau belum.  Dari hasil polling diketahui bahwa ada 10 orang yang sudah berhasil menerbitkan buku nonfiksi.  Alhamdulillah..selamat ya bapak ibu..semoga kami bisa mengikuti jejak kalian.  Aamiin.

Bu Iin berbagi pengalaman:

Bapak ibu, sebagai penulis pemula, bahkan bisa dikatakan mulai dari nol, saya telah berhasil mengalahkan tantangan.  Di awal saya ikut kelas menulis Om Jay gelombang 8, saya belum mempunyai blog.  Di kelas ini, teman-teman sungguh luar biasa, resume sudah disusun dengan bagus. Ini berarti tinggal selangkah lagi, PASTI akan terbit buku nonfiksi.  Apa yang Bapak Ibu tulis akan menjadi pengukir sejarah dan warisan anak cucu.  Aamiin bu..


Foto slide di atas adalah penyemangat bu Iin di awal ikut kelas menulis.  Luar Biasa..

Bu Iin lalu menjelaskan tentang pengertian tulisan nonfiksi, yaitu:

a. Tulisan ini bersifat objektif dan berbasis data dan fakta.

b.  Bahasa yang digunakan juga bersifat denotatif, apa adanya.


Berikut adalah contoh-contoh tulisan nonfiksi:


Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 
Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara).



Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni:

1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan


Langkah Pertama

 Pratulis

1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar pikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya: 

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

9. Survey

10. Wawancara

Artinya, kita tidak akan bisa menulis dengan bagus, jika kita tidak pernah membaca dan mengupdate pengetahuan kita.



Bu Iin melanjutkan:

Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.  Buku ini saya tulis di awal pandemi Covid-19.  Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.  

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini:

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan.


Tahap berikutnya membuat kerangka.  Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be

Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.


Berikut ini adalah anatomi buku nonfiksi:

Anotomi Buku

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis



Berikut ini adalah trending topik yang bisa Bapak Ibu gunakan sebagai bahan tulisan Bapak Ibu.



Untuk mengetahui suatu topik menarik atau tidak, Bapak Ibu bisa mengecek di Google Trends.


Ini hasil penelusuran tentang topik Kurikulum Merdeka.  Bapak Ibu bisa melihat bahwa topik tersebut masih cukup tinggi.  Ini berarti jika kita menulis topik tersebut, akan diminati banyak orang.  




Bapak ibu juga membandingkan trend antar topik di google trends.  Silakan menggunakan aplikasi ini sebelum menulis.  

Di akhir materi, bu Iin meminta para peserta untuk menuliskan rencana tindak lanjut dengan harapan dapat diwujudkan dalam aksi nyata.  



Alhamdulillah, terima kasih bu Iin untuk sharing ilmunya yang padat dan jelas sekali.  Kalimat pamungkas dari bu Iin yang saya suka adalah: "Is there a book inside you? Jawabannya adalah YES YES YES!"

Terima kasih juga bu Yandri dan Om Jay untuk motivasi yang diberikan kepada kami. 

Salam Semangat!

Komentar

  1. Super lengkap sekali Bu, tapi jika boleh jujur, saya kurang sreg dengan judulnya, MEMULIS CERITA NONFIKSI, sebab, saya lebih condong cerita itu fiksi, sedang Nonfiksi bisa dipertanggung jawaban secara ilmiah.
    Maaf jika kurang berkenan.
    By. Kang Khasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju pak👍🏻akan saya ganti menulis buku nonfiksi . Haturnuhun masukannya🙏🏻

      Hapus
  2. Mantap dan luar biasa lengkap resumenya bu👍

    BalasHapus
  3. Mantap.

    https://rambawani-menujucinta-nya.blogspot.com/2023/02/mari-konstruksi-buku-nonfiksi.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senangnya Menulis Pantun

Melejitkan Prestasi Dengan Menulis