Kiat Menulis Cerita Fiksi

 


Menunggu pelatihan KBMN dimulai sambil mengingat kejadian sore tadi di sekolah.  Tepat pukul 15.15 bel berbunyi tanda istirahat telah usai.  Baru tiga langkah kaki ini memasuki kelas, spontan beberapa anak bergerombol menghampiri sambil berebut ingin berbicara semua.  "Bu..aku mau ngomong deh bu" ucap si A.  "Ibuu..saya mau cerita ya bu" kata si B.  "Bu..aku dulu bu.  Aku daritadi nungguin ibu mau bilang sesuatu" sambung si C.  "Ya Allah nak, kalau semua rebutan mau ngomong jadi bingung ibu dengernya sayang.  Gini aja, coba kalian tuliskan di kertas apa yang mau kalian sampaikan ke ibu ya.  Nanti ibu baca satu-persatu" ujarku kepada anak-anak hebat kelas 4B.  "Kita tulis bu?" tanya mereka.  "Iya nak" jawabku.  

Perlahan anak-anak mengambil buku dari dalam tas lalu mulai menulis.  Suasana kelas yang sebelumnya ramai berubah menjadi hening.  Muka polos anak-anak seakan memperlihatkan bahwa mereka sedang berpikir akan menulis apa.  Aku tersenyum menyaksikan itu semua.  Berkaca dari sikap mereka, aku sebagai guru juga acapkali merasa lebih mudah berbicara daripada menulis.  Hehee.

Tingkah polah anak muridku yang beraneka ragam sering menciptakan keseruan dan keunikan tersendiri.  Aku bahagia menjadi ibu mereka di sekolah.  Hampir tiap hari mendapat sambutan hangat disertai pelukan tulus dari anak-anakku.  Tugasku bukan hanya mengajar, tetapi juga berusaha mendidik mereka agar menjadi anak yang baik dan sopan tutur kata maupun perbuatannya. Tidak lupa juga mendoakan mereka karena harapan akan menjadi kenyataan atas izin-Nya.


Waktu menunjukkan pukul 19.00.  Pelatihan melalui WAG dimulai.  Pertemuan ke-10 ini mengangkat tema tentang "Kiat Menulis Cerita Fiksi".  Hmm..kalau ceritaku di atas tadi..itu termasuk fiksi atau bukan ya? Nyimak dulu deh biar jelas.  Bertindak sebagai moderator malam ini adalah bapak Bambang Purwanto, S.Kom., Gr. (Mr. Bams) dan narasumber yaitu bapak Sudomo, S.Pt. (Mazmo).  Mazmo adalah seorang Guru, Penulis, dan Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat.  Masya Allah..

Malam ini Mazmo berbagi kiat menulis cerita fiksi dengan menggunakan alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, dan Aksi Nyata.

1 | Mulai dari Diri. Pada alur ini, Mazmo ingin para peserta pelatihan bisa berbagi tentang pengalaman dalam menulis cerita fiksi.  Bisa mengirimkan cerita singkat terkait pengalaman. Bisa pengalaman mengalami kendala memulai menulis cerita fiksi. Bisa juga tantangan yang dihadapi saat menulis cerita fiksi. Bisa juga mungkin pengalaman telah menerbitkan buku fiksi. 

2 | Eksplorasi Konsep. Pada alur ini, peserta dipersilakan mempelajari secara mandiri materi yang telah disiapkan dalam bentuk cerita pendek. Peserta bisa membaca dan membuat catatan/pertanyaan terkait materi yang ingin digali lebih dalam lagi. Silakan membaca di tautan ini https://s.id/MateriSudomo.  Garis besar materi dari cerpen tersebut adalah alasan mengapa harus menulis cerita fiksi, syarat bisa menulis cerita fiksi, bentuk-bentuk cerita fiksi, unsur-unsur pembangun cerita fiksi, dan tips menulis cerita fiksi.

Beberapa poin penting yang juga disampaikan Mazmo adalah tentang:

Fiksimini, yaitu fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja. Berikut adalah contoh fiksimini yang terkenal For sale: baby shoes, never worn.  Jika diperhatikan, secuil kalimat itu memiliki maknanya luas dan dalam.

Flash fiction, yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata. Biasanya mengandung plot twist.

Selanjutnya adalah terkait unsur pembangun cerita fiksi yang perlu ditambahkan adalah premis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat.  Contoh premis: Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia.  Itu adalah premis dari novel Harry Potter. Kekuatan premis adalah mampu menggambarkan novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Premis mengandung unsur, yaitu tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.

Berlanjut ke alur belajar berikutnya..

3 | Ruang Kolaborasi. Pada alur ini Mazmo memberikan beberapa kalimat, peserta dipersilakan melanjutkan sendiri menjadi satu paragraf nanti di dalam resume.  Berikut ini adalah kalimat yang bisa dilanjutkan:

Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat.

4 | Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini peserta diminta menuliskan 5 tema yang paling disukai dan dikuasai. Para peserta boleh menuliskannya di notes HP atau docs atau di mana saja.

5 | Elaborasi Pemahaman. Alur ini merupakan sesi tanya jawab terkait materi terutama menyangkut hal-hal yang ingin diperdalam lagi.

Salah satu pertanyaan dari peserta adalah tentang cara membuat outline.  

Berikut penjelasan terkait outline yang Mazmo sampaikan:

- Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi

- Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita

- Membuat premis sesuai tema

- Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya

- Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik

- Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail

- Memilih sudut pandang penceritaan yang unik.


Mazmo melanjutkan menjawab pertanyaan lainnya..

A. Tips menulis cerita fiksi, yaitu menumbuhkan niat, menentukan ide dan genre yang disukai dan kuasai, membaca karya fiksi orang lain, membuat kerangka, dan mulailah menulis kemudian menyelesaikannya.  

B. Agar sebuah cerita menjadi cerita fiksi, bisa ditambahi bumbu penyedap. Jadi kisah nyata menjadi dasar menulis saja. Selanjutnya dikembangkan agar lebih menarik lagi.

C. Kiat mudah membangun alur atau plot cerita fiksi adalah: 1. Tentukan dulu jenis alur/plot yang ingin digunakan, 2. Memahami unsur-unsur alur/plot yang meliputi Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending.


D. Cara menulis fiksi berangkat dari cerita nyata yang apik yaitu:

1. Kuncinya tambahkan bumbu berupa konflik, hambatan/tantangan yang dihadapi tokoh, ending yang menyentuh, dll;

2. Memberikan penjelasan selangkah demi selangkah terkait detail karakter, sifat, watak dengan metode show don't tell. Kemudian gambarkan tokoh melalui gaya bahasa, lingkungan tokoh, perilaku

3. Kunci menjaga netralitas penulis POV 1 adalah jangan baper. Tempatkan diri sebagai penulis, bukan tokoh.


Mazmo kembali melanjutkan alur belajar..

6 | Koneksi Antarmateri. Pada alur belajar ini, peserta dipersilakan menuliskan kesimpulan dari materi belajar malam ini. Kesimpulan belajar malam ini, dituliskan di resume yang peserta buat.

7 | Aksi Nyata. Alur belajar ini, yaitu terkait dengan penerapan materi malam ini dalam bentuk tulisan, yaitu resume hasil belajar. Peserta dipersilakan membuat resume hasil belajar malam ini di blog masing-masing. Bentuk resume bebas.


Alhamdulillah..resume saya malam ini sudah selesai.  Terima kasih Mazmo dan Mr. Bams.  Semoga next saya mampu menulis cerita fiksi yang keren seperti Mazmo.  Aamiin..



Komentar

  1. terima kasih sudha membuat resumenya dengan baik.

    BalasHapus
  2. keren ....calon penulis berbakat bun...

    BalasHapus
  3. Sip tinggal praktik...nulis Bun.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senangnya Menulis Pantun

Menulis Buku Nonfiksi. Sulit Ngga Ya?

Melejitkan Prestasi Dengan Menulis