Indahnya Sebuah Puisi

 


Puisi adalah deretan kata demi kata yang tersusun indah.  Menulis puisi bagiku seperti mencurahkan apa yang sedang dirasa, baik olehku maupun orang di sekitarku.  

Memilih kata kadang tak mudah.  Patutlah bagiku untuk mengenali dan memahami tentang puisi agar karya yang dibuat semakin megah dan sarat makna.

Betapa senangnya di pertemuan ke-17 KBMN 28 ini aku mendapatkan penjelasan tentang materi Menulis Puisi yang diberikan oleh ibu Dr. Hj. E Hasanah, M.Pd. sebagai narasumber dan didampingi oleh bapak Sim Chung Wei, SP. selaku moderator.

Mari simak isi materinya yang aku catat dalam resume ini..



Pengertian Puisi menurut KBBI yaitu ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan lirik dan bait.

Puisi menurut H.B. Jassin adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.





Jenis puisi secara umum ada dua jenis; puisi lama dan puisi baru.

Ciri-ciri puisi lama yaitu:

1. Tidak diketahui nama pengarangnya.

2. Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan.

3. Sangat terikat akan aturan, misalnya jumlah baris di tiap bait.

Jenis Puisi Lama adalah: Mantra, Seloka, Talibun.



Ciri-ciri puisi baru yaitu:

1. Memiliki bentuk yang rapi dan simetris (sama).

2. Persajakan akhir yang teratur.

3. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain.

4. Sebagian besar puisi empat seuntai (baris).

Jenis Puisi Baru adalah: Balada, Himne, Ode, Epigram, Romansa, Elegi, dan Satire.

Saat ini ada bermacam-macam puisi.  Ada puisi akrostik, puisi patidusa, puisi telelet, puisi 2.0 dan lainnya.


Di akhir resume, aku ingin menuliskan sebuah puisi..

Resah Hati sang Pendosa

Oleh: Deasy Pebriyanti 

Aku tersenyum memandangi cerahnya awan pagi ini

Tapi entah mengapa ada sedih di sudut hati

Di balik bahagia yang jelas terlihat

Ternyata ada hampa yang masih tersirat

            Ketika lelah tak mampu berkisah

Ketika letih enggan untuk berpisah

Tidurlah sejenak duhai jiwa yang lemah

Rebahkan raga untuk melepas gundah

Malu rasanya jika mengaku diri ini beriman

Nyatanya tidak siap berhadapan dengan ujian

Walau aku tau hidup itu tak selalu nyaman

Tetap saja aku resah dan merasa ini beban

            Duhai Rabb pemilik segenap jiwa

Ampuni aku yang tak kuasa tanpa daya

Segala sesak yang muncul menghimpit dada

            Sesungguhnya adalah tanda bahwa aku seorang pendosa


Terima kasih bu Hasanah..terima kasih Koko Sim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senangnya Menulis Pantun

Menulis Buku Nonfiksi. Sulit Ngga Ya?

Melejitkan Prestasi Dengan Menulis