Perlunya Proofreading Sebelum Tulisan Diterbitkan

 


Judul                : Perlunya Proofreading Sebelum Tulisan Diterbitkan

Resume Ke      : 12

Gelombang      : 28

Tanggal            : 3 Februari 2023

Tema                : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber     : Susanto, S.Pd.

Moderator        : Helwiyah, S.Pd., M.M


Bismillah.  Niatnya semalam mau standby menyimak grup whatsapp KBMN 28.  Namun aku harus ke luar rumah karena suatu urusan.  Pagi ini baru bisa kulanjutkan kembali.  Mempelajari materi pertemuan ke-12.  Masya Allah.  Tidak terasa satu bulan sudah aku mengikuti pelatihan menulis.  Banyak ilmu yang kudapatkan.  Aku membuat resume dan berusaha mempraktikkan apa yang aku bisa.  Semoga Allah memudahkan.  Aamiin.

Bu Helwiyah, S.Pd., M.M sebagai moderator membuka pertemuan dengan doa bersama.  Kemudian  mengenalkan profil narasumber kami bapak Susanto, S.Pd. yang dikenal dengan panggilan Pak D.



Pak D adalah alumni kelas BM Gelombang 15, beberapa bulan setelah Indonesia dinyatakan Pandemi Covid 19.  Beliau dinyatakan Lulus dan menghasilkan karya buku solo pertamanya.  Mantap pak..


Berikut penjelasan materi dari Pak D:



Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya.  Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalaha-kesalahan mendasar lainnya.

Sebelum melakukan proofreading, ada empat langkah melakukan self editing, yaitu:

1. Endapkan dulu tulisan kita beberapa waktu.  Bisa dalam hitungan jam atau menit.

2. Meminta teman membaca tulisan kita (suami/istri/anak/saudara/rekan kerja, dan lain-lain).

3. Meminta seorang Proofreader.

4. Menggunakan aplikasi atau Editing Tool's.


Selanjutnya adalah tips melakukan proofreading.


Dalam proses penulisan ada 3 hal yang dilewati/dilakukan:

1. Drafting

2. Proofreading

3. Redrafting


Alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD.  Ketetapan itu merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Ada beberapa perubahan, misalnya:Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan.  Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya.

Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.  Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.

Aturan penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahan.

Di akhir materi ada pantun penutup dari Pak D Susanto..

Berbaris-baris dahulu

Memanjat dinding kemudian

Nulis-nulis saja dahulu

Lakukan Proofreading belakangan

Siaaap laksanakan Pak..!

Alhamdulillah, resumeku selesai.  Bermanfaat sekali materi yang Pak D berikan kepada kami.  Terima kasih bu Helwiyah..terima kasih Pak D Susanto.  Sehat dan berkah selalu untuk bapak.  Aamiin.

Semoga next.. tidak banyak kesalahan tulisan yang kami buat.  Semangat!  Salam Literasi!
















Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semangat Belanja Tanpa Batal Puasa

Kalimat Motivasi dari Om Jay

Mutiara Ayah Bunda