Mengirim Tulisan ke Majalah Suara Guru

 


Perlahan namun menyenangkan.  Mengikuti resep jitu dari guru literasi kami, Om Jay yang super keren dan baik hati untuk menulis setiap hari dan membuktikan apa yang akan terjadi.

Melalui KBMN 28 aku jadi mengenal blog dan membuat akun kompasiana.  Belum konsisten membuat tulisan setiap hari, tapi berusaha terus menulis dan menulis.  Bahagia ketika tulisan sudah aku posting/publikasikan kemudian dibaca oleh teman-teman dan diberikan komentar positif.  Terima kasih ya temans..

Yang sudah aku lakukan adalah menulis di blog dan kompasiana.  Juga mendapat kesempatan ikut bergabung di grup penulis antologi.  Kalau mengirim tulisan ke majalah..aku belum pernah.  Nah, malam ini adalah pertemuan ke-22 pelatihan menulis.  Materinya tentang Mengirim Tulisan ke Majalah Suara Guru.  Mau doong..supaya tulisan yang dibuat dapat dibaca oleh banyak orang dan lebih bermanfaaat.  Insya Allah.

Pelatihan kali ini melalui zoommeeting yang link nya sudah dishare oleh koko Sim Chung Wei, S.P. di WAG KBMN 28.  Peserta akan mendengarkan penyampaian materi/arahan dari Narasumber yaitu bapak Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd.  Dibersamai pula oleh koko Sim dan ibu Nur Dwi Yanti.  Cek it dot..

Majalah Suara Guru adalah majalah organisasi yang berdiri pada tahun 1949.  Masya Allah..usianya sudah hampir 74 tahun.  Majalah terbit setiap dua bulan, beredar di seluruh Indonesia, dari Aceh sampai NTT, Maluku, dan Papua.  

Majalah ini merupakan ruang/media ekspresi, ruang informasi bagi para guru.  Ada rubrik orgnisasi tentang kepengurusan dan tata kelola guru yang sifatnya nasional.  Ada rubrik opini, memiliki ruang sastra (cerpen, puisi, pantun, dll yang bisa berseri),  ada rubrik destinasi teacher (traveling/perjalanan) untuk berbagi info destinasi wisata, dsb.  Majalah Suara Guru terdiri dari 76 halaman full colour dan kertasnya glossy sejak tahun 2000an.

Kantor Majalah Suara Guru ada di gedung Guru, jalan Tanah Abang 3 nomor 24.

Syarat/ketentuan tulisan di Majalah Suara Guru:

1.  Karya harus asli (orisinil) dan tidak plagiat.

2.  Tidak boleh menyerang pribadi dan SARA.

3.  Tulisan-tulisan yang masuk ke ruang opini harus aktual dengan tema pendidikan.

4.  Dituliskan dengan bahasa yang populer (komunikatif, lugas, enak dibaca).

5.  Tulisan opini yang dikirim kurang lebih 700 kata dengan spasi 1,5 dan font ukuran 12. Jika di luar opini boleh 300 - 400 kata.

Bagi teman-teman yang ingin menyampaikan praktik baik (best practise) atau pengalaman menerapkan pembelajarannya disediakan ruang rubrik praktik baik, cukup 400 - 500 kata dalam bentuk naratif deskriptif.  Ada juga ruang liputan persekolahan sampai perguruan tinggi untuk menuangkan aksi P5 misalnya (program kegiatan siswa).

Harga Majalah Suara Guru hanya Rp 25.000 untuk berlangganan.  Ada diskon untuk ongkos pengiriman, karena ongkos kirim kadang lebih mahal dari harga majalahnya, misal yang dikirim ke luar Jawa.  Harga ongkos kirim ke luar Jawa juga bisa free apabila pemesanan majalah minimal 50 eksemplar.  Pak Catur berharap ada bantuan dari pemerintah mengenai pendistribusian majalah ini agar kegiatan literasi bisa lebih berkembang.

Ada peserta yang usul agar pengiriman majalah dapat dibantu oleh pengurus PGRI daerah.  Namun sebaiknya dalam jumlah yang banyak (menurut pak Catur).  Bisa dikoordinasikan dulu dengan pengurus PGRI setempat.

Peserta yang ingin berlangganan bisa menghubungi bunda Widya Arema di nomor: 087882289299.  Atau melalui staf Majalah Suara Guru yaitu mas Tyas di nomor: 085814213473.

Majalah Suara Guru juga rutin mengadakan lomba tulisan, contohnya pada momen Hari Guru.

Semua guru baik guru PNS maupun swasta bisa mengisi rubrik-rubrik yang ada di majalah guru.  Asik kan? kita bisa ikut serta memajukan literasi sekolah.  Cara mengirim tulisan ke suara guru melalui email: majalah.suaraguru@gmail.com 

Tulisan yang dimuat di Majalah Suara Guru biasanya bisa digunakan untuk kenaikan pangkat bagi guru PNS, karena ber-ISBN jadi ada poinnya.  Selain dapat digunakan untuk angka kredit kenaikan pangkat, tentunya untuk aktualisasi kita sebagai guru penulis dan berbagi informasi lewat tulisan.

Pak Catur memberikan closing statement agar para guru rajin membaca (dijadikan budaya) bukan hanya menulis agar pengetahuan dan literasinya berkembang.

Semangaaat..!

Terima kasih bapak Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd untuk penjelasannya.  Sehat dan berkah selalu ya pak.  Aamiin.  Terima kasih juga untuk koko Sim dan ibu Nur Dwi Yanti.

Salam literasi!




Komentar

  1. Balasan
    1. Honda pak..wkwkwk. Terima kasih pak Afif sudah mampir

      Hapus
  2. Bu Desy selalu terdepan...tolong intip blog saya Bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bun. Sudah saya intip tadi blognya ya bun

      Hapus
  3. Terima kasih Koko Sim sudah berkenan mampir.

    BalasHapus
  4. bu deasy grecep, mampir dong diblog saya

    BalasHapus
  5. Sumangat sukali, ehhhh maaf... Semangat sekali, luar biasa rancak tulisannya. Inspiratif

    BalasHapus
  6. Resume yang selalu terdepan dan apik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senangnya Menulis Pantun

Menulis Buku Nonfiksi. Sulit Ngga Ya?

Melejitkan Prestasi Dengan Menulis