Menulislah dan Jangan Takut Salah
Judul : Menulislah dan Jangan Takut Salah
Resume Ke : 2
Gelombang : 28
Tanggal : 11 Januari 2023
Tema : Menjadikan Menulis Sebagai Passion
Narasumber : Dra.Sri Sugiastuti, M.Pd.
Moderator : Widya Setianingsih, S.Ag.
Sore hari sepulang mengajar, saya dibonceng suami menuju sebuah toko untuk belanja pesanan anak bungsu yang memerlukan beberapa barang. Sampai di rumah sudah adzan maghrib. Bergegas saya wudhu dan melaksanakan sholat. Setelahnya langsung menyalakan laptop kesayangan. Tidak saya hiraukan badan yang berkeringat karena belum sempat bersih-bersih. Yang penting semangat sudah membara. Siap-siap fokus kembali menatap WAG.
Malam ini adalah pertemuan ke-2 KBMN 28. Materi akan disampaikan oleh bunda cantik Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd yang dikenal dengan panggilan Bunda Kanjeng dan dimoderatori oleh bunda Widya Setianingsih, S.Ag.
Sambil menunggu ibu narasumber ready, bu Widya mengajak para peserta pelatihan untuk membaca sebuah puisi indah berikut ini:
Sajak Tanpa Judul
Aku sudah sangat lelah, memandang lanskap yang basah di pelataran senja dan malam.
Rerintik jatuh serupa bayang gaun gaun kenangan, dan ujungnya menyentuh bangku kosong di taman hati.
Tentangmu, tentangku dan tentang sepenggal kisah yang mengukir pedih perlahan diatas airmata: belum juga berkesudahan.
Ada yang tak bertahan ketika aku berjalan nelenggangi masa
Hingga bunga bunga bermekaran hanya merunduk, daun daun terserak ditanah basah.
Aku, sosok terdiam yang Dia biarkan terlepas diantara kesunyian.
Ada butir butir kenangan yang ikut bersama derai rintiknya
Kau juga aku sama-sama tergugu di perantara senja hingga hampir malam tak jua tiris
Dan kita yang ternyata mengukir pedih itu
Harus membiarkan airmata berderai bersama gerimis
Yang ingin sekali kuseka.
Mari kita hitung jengkal masa itu
Mungkin akan ada yang tertinggal
Ikut berserakan bersama daun-daun mati
Tapi cobalah rasakan dalam diammu
Merah jambu bertebaran diantara bangku taman.
Ah, ingin sekali ku katakan padamu dari jarak yang hanya terlipat layar datar ini
"Aku merindui keinginan atas keengganan sepi,
Seonggok ketiadaan di sebuah bangku kosong"
Di kedua pelupuk mataku ada siluet merah jambu yang bertandang lewat
Pesan-pesan singkat, dan aku tergetar meski sesaat
Tapi aku terlalu takut menjamahnya menjadi nyata, jemariku hanya sanggup menggapainya serupa angan yang tersedak batas ingatan-masa lalu yang kelam.
Bagaimana denganmu? Jingga senjaku kelabu jatuh di atas jingga
Apakah kau akan tetap menjamahnya?
Apakah kau akan berjinjit perlahan menghampiri?
Hanya sebatas ingin mengulang debar jantungmu?
Berapa kali harus kukatakan padamu
Tentang sulur-sulur waktu yang menjelma menjadi kisah
Mungkin sempat ada kepenatan
Hingga tak hendak luruskan satu tangan.
Lalu ingin kukatakan padamu sekali ini lagi
Tentang senja yang singgah di ngarai kisah itu
Melukis siluet pucuk-pucuk pinus
Juga sesabit bulan yang mengintip diantara arakan awan awan jingga
Aku ingin meletakkannya cerita kita di genggaman
Hingga tak hanya bisa kusentuh, tapi terkenang dalam hidupku.
Hmm..puisinya sangat menggugah jiwa. Kenapa saya jadi sedih ya? wess..cukup sejenak saja sedihnya karena bu Widya sudah membuka acara dengan ajakan doa bersama dan menyemangati para peserta pelatihan untuk menyimak dengan baik, tentunya dengan persiapan perangkat gadget and sinyal yang ok juga.
Tak lama berselang, bu widya membagikan file power point (PPT) yang berisi profil narasumber kami dan materi pelatihan tentang Writing is My Passion yang dibuat oleh Bunda Kanjeng selaku narasumber kami. Bunda Kanjeng merupakan guru pegiat literasi nusantara lulusan S1 Bahasa Inggris di FKIP UNS dan S2 di UMS. Beliau seorang editor, motivator, dan bloger. Sampai saat ini sudah berkarya menulis 21 buku.
Bunda mengatakan: "Saya sebagai ulama/ usia lanjut masih aktif. Memposisikan diri sebagai tim doa dan tim hore. Bahagia rasanya bisa mengingatkan para alumni gel 1-27 bahwa beliau semua memiliki potensi yang luar biasa dan harus dilejitkan khususnya di dunia literasi." Masya Allah bun..sungguh bunda adalah sosok guru yang patut kami acungi jempol dan angkat topi karena semangat bunda yang luar biasa dalam menularkan energi positif untuk mengembangkan kegiatan literasi bagi generasi muda. Malam inipun bunda mampu mengisi dua kegiatan penting untuk berbagi ilmu, satu di WAG kami dan satunya lagi di grup sebelah melalui zommmeeting.
Beberapa catatan penting yang saya garisbawahi dari materi yang Bunda Kanjeng sampaikan di grup WA maupun di PPT beliau yaitu:
1. Menurut Bunda Kanjeng, "Passion atau renjana adalah satu gairah yang dimiliki semua orang. Bagaimana kita menjaga passion dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang selalu ingin dan ingin lagi. Sehingga tidak pernah padam. Begitu juga dengan proses menulis. Ketika kita sudah menjadikan sebagai renjana, maka giat menulis tidak akan padam. Karena sudah menjadi kebutuhan bukan beban. Jadi ketika belum menulis ada sesuatu yang kurang." Kemudian disambung oleh ibu moderator: "Seperti layaknya kita bernafas ya bun. Sesak mendera saat oksigen berkurang". "Ya dengan menulis langsung plong. Yang menjadi tantangan, MAMPUKAH KITA MENJADIKAN MENULIS ITU SATU KEBUTUHAN,atau FOOD SUPLEMEN yang akan membawa kita menjadi orang yang mulia." lanjut Bunda Kanjeng.
2. Mengapa menulis menjadi passion yang menjanjikan? karena kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang dihormati dan dihargai secara sosial.
3. Berusahalah menjadi penulis yang bisa bermanfaat bagi orang lain dengan berbagi ide, pengetahuan, kisah hidup dan pengalaman bermakna. Hadits Nabi yang berbunyi "Khoirunnas anfa'uhum linnas" (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain) jadikan sebagai motivasi menulis bagi kita.
4. Dalam menulis seringkali terjadi hambatan atau kendala seperti: merasa tidak bakat menulis, tidak memiliki waktu dan ide, tidak mau dikritik, dan yang paling parah adalah tidak mau menulis. Untuk itu kita perlu membangkitkan semangat dan rasa percaya diri untuk terus mencoba menulis melalui niat yang lurus, mengikuti berbagai pelatihan, rajin membaca tulisan orang lain, dan sebagainya. Bunda juga menyampaikan tahapan persiapan menulis yang baik yaitu: menggali dan menemukan gagasan/ide, menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca, menentukan topik, membuat outline, dan mengumpulkan bahan materi/buku. Agar tulisan bisa terbit menjadi sebuah buku harus melewati tahapan editing, revishing, dan publishing.
Nah..bagi penulis pemula seperti saya diperlukan kesabaran yang tinggi dalam menulis. Saya harus fokus pada ketekunan dalam proses menulis. Bunda Kanjeng berpesan: "Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berpikir harus sempurna dan jangan terlalu idealis."
Alhamdulillah..Terima kasih Bu Widya untuk puisi indahnya dan terima kasih Bunda Kanjeng untuk ilmu dan pencerahannya malam ini. Insya Allah sangat berguna bagi saya khususnya dan peserta lain pada umumnya. Barakallahu fiikum..
Semangat terus menulis, ditunggu resume selanjutnya
BalasHapusMantap
BalasHapusluar biasa and keren bun ,kunjungi blog ku juga ya bun
BalasHapus
BalasHapusSemua harus berproses..
Semangats.
keren bu, mari terus belajar menulis bersama
BalasHapus